Faktor Yang Mempengaruhi Kesuburan Tanah

MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN TANAH
Description: C:\Users\Client\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.MSO\3E440E54.tmp
Nama         : Robby Arya P. Manik
NIM            : 165040200111032
Kelas                               : L 
Asisten       : Mifta Erdi S

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018



Tanah adalah media tumbuh tanaman serta media dalam menyediakan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Kandungan hara yang terkandung didalam tanah sangat mempengaruhi kesuburan tanah itu sendiri.kesuburan tanah juga dapat dilihat dari kondisi fisik, kimia, serta biologi tanah. Sehingga dapat diartikan bahwa kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Kesuburan tanah dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu  faktor alami dan faktor buatan. Faktor alami dari kesuburan tanah meliputi bahan induk, topografi, umur tanah, iklim, kedalaman profil, kondisi fisik, erosi, dan lain-lain. Sedangkan faktor buatan yang mempengaruhi kesuburan tanah meliputi genangan air, pola tanam, pestisida, bahan kimia beracun, reaksi tanah, status bahan organik, dan masih banyak lagi.  
Didalam faktor alami terdapat bahan induk. Bahan induk merupahan bahan awal pembentuk tanah, yaitu berkaitan dengan bagaimana awal mula terbentuknya tanah tersebut apakah dari proses letusan gunung berapi dan lain sebagainya. Kondisi topografi, didalam faktor topografi terdapat kelerengan bagaimana kondisi kelerengan yang ada disuatu lahan tersebut karena dengan mengetahui kelerengan suatu lahan kita juga dapat mengetahui bagaimana keadaan drainase, erosi suatu lahan tersebut Karena tanah yang sering mengalami erosi pada umumnya unsur hara yang terdapat diatas permukaan tanah teersebut terkikis oleh air.
Selain itu ada umur tanah dimana umur tanah juga menentukan kualitas tanah apabila umur tanah terlalu lama tidak bisa dikatakan bahwa tanah tersebut subur karena tanah yang umurnya sudah sangat tua sering digunakan untuk budidaya tanaman secara intensif selama bertahun-tahun. Sedangkan tanah yang berumur muda juga kurang subur karena kandungan unsur hara belum lengkap dan proses pembentukan tanahnya masih terlalu singkat. Selanjutnya ada iklim, dimana iklim mempengaruhi kesuburan tanah seperti daerah yang beriklim tropis atau subtropis, dekomposisi bahan organik lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan daerah beriklim sedang. Kedalaman tanah juga mempengaruhi kesuburan tanah dimana tanah yang dalam umumnya lebih subur daripada tanah yang dangkal. Kondisi fisik berpengaruh penting dalam kesuburan tanah dimana tanah yang memiliki sirkulasi udara dan air yang baik maka tanah tersebut cocok untuk pertumbuhan tanaman.
Selain faktor alami yang mempengaruhi tanah, terdapat faktor buatan yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah itu sendiri diantaranya adalah genangan air, pola tanam, penggunaan pestisida dan bahan kimia beracuun, reaksi tanah serta status bahan organik dari tanah tersebut. Tanah yang mengandung air melebihi batas kebutuhan suatu tanaman dan tidak lakukan upaya pembuatan drainase maka hal tersebut akan mengganggu kegiatan pertumbuhan suatu tanaman. Selain itu pola tanam apabila tidak melakukan rotasi tanam maka tanah tersebut akan terganggu kandungan unsur haranya semisal pola tanam monokultur yang terus menerus maka biodiversity dan kandungan bahan organik suatu tanah tidak akan meningkat. Kemudian penggunaan pestisida untuk menekan populasi hama serta penggunaan pupuk kimia yang berlebihan maka akan merusak kondisi fisik, kimia dan biologi tanah. Sehingga reaksi tanah yang dihasilkan yaitu tanah menjadi masam yang akan menyebabkan garam mineral menjadi lebih mudah larut dalam larutan tanah, dengan demikian garam-garam ini akan tersedia dalam kondisi yang beracun dan dapat merusak tanaman.
Selain itu bahan organik tanah juga sangat menentukan kesuburan tanah. Oleh sebab itu pada awal pengolahan tanah dianjurkan dengan pemberian pupuk organik seperti kotoran hewan ternak guna memperbaiki unsur hara yang hilang akibat sebelumnya dilakukan penanaman. Sisa tanaman berupa daun dan lain sebagainya bisa digunakan sebagai penambahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik mempunyai peranan penting sebagai bahan pemicu kesuburan tanah, baik sebagai pemasok hara bagi organisme authotrof (tanaman) maupun sebagai sumber energi bagi organisme heterotroph (fauna dan mikroorganisme tanah). Peningkatan aktivitas biologi tanah mendorong terjadinya perbaikan kesuburan tanah, baik kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah.Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (plant requirement) dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman.
Sebenarnya antara faktor alami dan faktor buatan yang mempengaruhi kesuburan tanah saling berkaitan. Salah satunya yaitu degradasi bahan organik yang disebabkan oleh erosi. Menurut Gana (2008), erosi merupakan salah satu penyebab degradasi bahan organik. Bahan organik mempunyai peranan penting sebagai bahan pemicu kesuburan tanah, baik sebagai pemasok hara bagi organisme authotrof maupun sebagai sumber energi bagi organisme heterotrof. Bahan organik berfungsi memperbaiki sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah. Peningkatan aktivitas biologi tanah misalnya cacing, dapat mendorong kesuburan tanah. Perbaikan kondisi fisik, kimia maupun biologi tanah dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman.
Contoh pengaplikasian faktor buatan yang mempengaruhi kesuburan tanah antara lain dengan managemen pupuk berimbang sesuai kebutuhan tanaman, managemen pH yang sesuai, dan irigasi air yang tepat. Managemen pH yang sesuai yaitu melakukan pengapuran pada tanah yang terlalu masam, dan penambahan bahan organik seperti pupuk urea pada tanah yang terlalu basa. Selain itu juga bisa dilakukan penambahan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, atau penambahan tanaman legume pada tahapan pengolahan tanah.




DAFTAR PUSTAKA
Gana, A. K. 2008. Effect of Organic and Inorganic Fertilizers on Sugarcane Production. Afr. J. General Agriculture vol. 4(1) : 55-59


Comments

Popular posts from this blog

Dasar Budidaya Tanaman Jeruk

RESUME JURNAL MEKANISASI PERTANIAN Vacuum cooling technology for the food processing industry: a review

Irigasi dan Drainase