Dasar Budidaya Tanaman Jeruk

MAKALAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN
“KOMODITAS JERUK”

Disusun Oleh:

Robby Arya P Manik         165040200111032
Muhammad Sidiq               165040200111058
Kelompok 1 kelas I

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya Makalah mengenai Komoditas dalam Budidaya Pertanian. Makalah  ini kami tujukan sebagai tugas dengan mata pelajaran Dasar Budidaya Tanaman khususnya kepada dosen yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Tetapi harap dimaklumi karena kami masih pada tahap pembelajaran .Untuk itu kami tunggu kritik dan saran maupun pendapat demi kelancaran penyusunan makalah selanjutnya.

Pada kesempatan ini kami akan mengucapkan terima kasih kepada UNIVERSITAS BRAWIJAYA ini dan khususnya pada dosen yang bersangkutan.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih.




Malang, 10 April 2017







DAFTAR ISI










BAB I

PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang

Jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi penting dan nilai kesehatan yang berarti karena mengandung nilai gizi yang tinggi (Vitamin C dan vitamin A). Buah jeruk dapat dikonsumsi langsung sebagai buah segar atau juice dan dapat pula diolah menjadi sirup. Buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas, berkisar antara 27-49 mg/100 g daging buah. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang kandungn vitamin C-nya, tetapi semakin manis rasanya. Varietas jeruk sangat banyak, masing-masing jenis mempunyai karakteristik yang berbeda.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yg terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yg terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk utk bumbu masakan yg terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yg banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang budidaya tanaman, khususnya pada komoditas jeruk.

1.3 Manfaat

Dengan penulisan makalah ini penulis, dan juga pembaca akan mendapat pengetahuan mengenai budidaya tanaman, khususnya komoditas jeruk. Dengan makalah ini penulis maupun pembaca dapat mengaplikasikan budidaya tanaman pada lahan pertaniannya.



BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Klasifikasi dan Jenis Tanaman Jeruk


            A. Klasifikasi Tanaman Brokoli
Tanaman Jeruk di klasifikasikan ke dalam:
                        Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Subkelas          : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Rutaceae
Genus             : Citrus
Spesies            : Citrus sp
                                   
            B. Jenis Jenis Tanaman Jeruk
1.Jeruk nipis
Ciri-Ciri jeruk nipis
·         Memiliki bentuk lonjong atau bulat
·         Agak runcing bi bagian pucuk buah
·         Berwarna hijau dan juga kekuningan
·         Memiliki kulit agak tebal dan sulit di buka langsung
·         Memiliki daging tebal dan tidak serabut bagian dalam
·         Bijinya berbentuk bulat oval
·         Memiliki rasa asam atau tidak manis

2.Jeruk Bali
Ciri Ciri Jeruk Bali
·         Jeruk bali memiliki ukuran besar
·         Sekarang disebut dengan pamelo
·         Bentuk bulat atau cedikit oval
·         Berkulit tebal
·         Buah berwarna putih sampai kemerahan
·         Memiliki sedikit biji
·         Memiliki rasa manis dan sedikit kecut dengan sedikit rasa pait
3.Jeruk Sukade
Ciri-ciri Jeruk Sukade
·         Memiliki kulit tebal
·         Bagian dalam dan bulir kecil
·         Berasal dari asia tenggara
·         Mampu tumbuh hingga 3 m
·         Buah berukuran hingga 25cm dan berat sampai 4kg
·         Buahnya jarang dikomsumsi
·         Kulitnya banyak digunakan untuk bumbu masakan, selai, digunakan untuk bahan parfum dan membuat minyak nabati

4.Jeruk Keprok
Ciri-Ciri Jeruk Keprok
·         Mampu tumbuh didaerah tropis dan subtropis
·         Berukuran relatif kecil dibandingkan jenis jeruk lainnya
·         Penyerbukan dibantu lebah
·         Bentuk buah oval hingga bulat
·         Memiliki kulit tipis
·         Memiliki banyak biji dan daging agak tebal

5.Jeruk Purut
Ciri-ciri Jeruk Purut
·         Memiliki warna hijau
·         Kulit buah berkeriput dan tidka beraturan
·         Ukuran buah kecil
·         Memiliki rasa buah yang sangat asam
·         Daging Buah tipis
·         Memiliki biji banyak
·         Sering digunakan untuk bumbu masakan
·         Daunnya sering digunakan untuk campuran masakan dan kue




6.Jeruk Lemon
Ciri-ciri Jeruk Lemon
·         Kulit buah berwarna kuning muda
·         Mengandung banya air
·         Memiliki rasa asam dan aroma khas
·         Kulit jeruk dapat dimanfaatkan untuk emmebuat selai
·         Memiliki sedikit daging buah
·         Beebentuk oval

7.Jeruk Navel
Ciri-ciri jeruk Navel
·         Jeruk nave memiliki 3 sekat di dalamnya
·         Banyak dibudidayakan di Brazil, California, dan Florida
·         Dengan warna kuning orange jika sudah masak
·         Bentuk Oval
·         Bulir kecil dan daging agak tebal

8.Jeruk Satsuma
Ciri-ciri jeruk satsuma
·         Mampu bertahan pada udara dingin
·         Jeruk satsuma berasal dari jepang
·         Bentuknya mirip buah pear
·         memiliki rasa manis dan segar
(sugiyarto, 1992)

2.2 Morfologi Tanaman Jeruk

·         Akar
Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk. Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali rusak jika menembus tanah yang keras dan padat. Ujung akar terlindungi oleh tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah. Bagian luar ujung akar ini mudah rusak, tetapi didalamnya selalu ditumbuhi sel-sel baru lagi. Di belakang titik tumbuh, sel terbagi-bagi dibagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat di bawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut empulur. Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling berhimpit.
·         Batang
Bentuk fisik keadaan jeruk sangat dipengaruhi oleh keadaan batang jika dibiarkan tumbuh terus tanpa perlakuan pemangkasan. Tanaman jeruk yang tidak dipangkas akan dapat tumbuh lurus mencapai ketinggian 15 meter atau lebih. Warna kulit batang berbeda-beda, misalnya untuk jeruk besar berwarna hitam kecoklatan, tetapi ada pula percabangan dan anting yang bewarna putih kehijauan. Batang jeruk jenis ini pada permukaan kulit kelihatan kasar, sebab dekat mata tunasnya merupakan tempat tumbuhnya duri-duri yang panjang dan besar. Duri jeruk jika masih muda berwarna hijau, tetapi jika sudah tua berwarna coklat yang lama-kelamaan akan lapuk dan akhirnya mati. Batangjeruk jenis keprok dan nipis dari batang pokok sampai bagian cabang, permukaan kulitnya halus. Semua jenis jeruk, batangnya selalu banyak ditumbuhi mata tunas
·         Daun
Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika daun itu diremas akan berbau aroma sesuai dengan jenis jeruknya. Tulang daun berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga yang berselang-seling. Tepian daun ada yang bergerigi dan ada yang tidak. Bentuk fisik daun oval, merucing, tetapi ada juga yang oval tumpul. Daun jeruk terdiri dari dua bagian, yaitu lembaran daun besar dan kecil. Lembaran daun kecil letaknya dekat dengan tangkai daun. Tetapi ada juga daun yang tidak memiliki lembaran kecil. Permukaan daun sekilas kelihatan mengkilap, karena selalu dilapisi oleh lapisan lilin yang padat dan mengandung sedikit pektin sehingga tetesan air hujan cepat meluncur.
·         Bunga
Tanaman jeruk di Indonesia pada umumnya dapat berbunga setiap waktu, hal ini disebabkan oleh keadaan tanah dan iklim yang cocok. Tanaman jeruk biasanya berbunga lebat pada bulan Oktober dan November. Frekuensi pembungaan jeruk pada setiap tahunnya dapat mencapai 3-4 kali. Bunga jeruk memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kebanyakan bunga berbentuk majemuk dalam satu tangkai, tiap kuntum bunga berkelamin ganda, bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting yang masih muda, bunga jeruk kebun akan berwarna putih, kecuali warna bunga jeruk nipis dan jeruk purut agak kemerahan hingga keunguan, berbau harum karena banyak mengandung nektar (madu)
·         Buah
Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, atau lonjong sedikit memanjang. Tangkai buah rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis dan tidak ulet sehingga kulit mudah dikupas. Dinding kulit buah jeruk berpori-pori, terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi pektin. Kandungan pektin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut Albedo. Meskipun demikian, pada kulit jeruk lapisan luar (flavedo) dapat juga diman faatkan untuk diambil pektinnya.
                                                                                                (AAK, 1994)



2.3 Budidaya Jeruk

a)      Pembibitan
1.      Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik adalah yg bebas penyakit, mirip dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit. Bibit yg biasa digunakan utk budidaya jeruk didapatkan dgn cara generatif dan vegetatif.

2.      Teknik Penyiapan Bibit
Generatif
            Biji diambil dari buah dgn cara memeras buah yg telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yg tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang. Areal persemaian memiliki tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).

Vegetatif
Metode yg lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. utk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yg biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

b)     Pengolahan Media Tanam Jeruk
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yg akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi utk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
Manis : jarak tanam 7 x 7 m
Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yg belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dgn tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dgn 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.

c)      Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air utk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
·         Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan.
·         Pengurangan akar.
·         Pengaturan posisi akar agar jangan ada yg terlipat.
·         Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.

d)     Pemeliharaan Tanaman
·         Penyulaman : Dilakukan pada tanaman yg tidak tumbuh.
·         Penyiangan : Gulma dibersihkan sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
·         Pembubunan : Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yg tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
·         Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan utk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yg tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yg kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dgn fungisida atau lilin utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yg sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
(litbang, 2005)


2.4 Hama Tanaman Jeruk    

Ulat Bunga Jeruk (Prays citri Mill)
Ulat ini menyerang bunga tanaman jeruk manis. Bunga jeruk yang masih kuncup atau yang sudah terbuka juga dimakannya. Kadang-kadang bunga dipintal dengan lamat (jaring) dan ulat memakan bunga itu sampai habis. Selain memakan bunga, ulat ini juga memakan buah yang masih kecil atau tangkai bunga. Warna ulat ini putih kekuning-kuningan. Panjang ulat ini kurang lebih 5 mm. Ngengat kecil sama panjangnya dengan ulat ini, tetapi warna sayapnya berbeda. Sayap depan cokelat kemerah-merahan, abu-abu berbercak putih kotor. Sedangkan sayap belakang cokelat muda atau abu-abu, bagian tepinya berumbai-rumbai.

 Pengendalian: 
Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan memamfatkan parasitoid, predator atau musuh alami lainnya. (wijaya,2007)

2.5 PANEN JERUK

Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
Cara Panen
Buah dipetik dgn menggunakan gunting pangkas.
Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yg dapat mencapai 40 ton/ha.

2.6 PASCA PANEN

Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yg teduh dan bersih. Pisahkan buah yg mutunya rendah, memar dan buang buah yg rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yg biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dgn diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.
Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yg busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dgn ukuran dan jenisnya.
Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yg sehat dan bersih dgn temperatur ruangan 8-10 derajat C.
Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yg tidak terlalu berat utk kebutuhan lokal dan kardus utk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah utk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.






BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

             Jeruk adalah tanaman buah tahunan yg berasal dari Asia. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jeruk antara lain, faktor lingkungan, pemilihan bibit yang unggul, teknik penanaman, dan cara memelihara komoditas tersebut. Lingkungan yang baik contohnya kesuaian lahan dan jarak tanam yang sesuai bagi komoditas jeruk tersebut. Dengan kita memperlakukan komoditas jeruk dengan baik atau sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut,maka hasilnya akan optimal dan bernilai jual tinggi.



DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta : Kanisius
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan arah
Pengembangan Agribisnis Jeruk. http://www.litbang.deptan.go.id /special/ komoditas/b3jeruk. Diakses tanggal 9 april 2017.
Sugiyarto, M and A. Supriyanto. 1992. Pemuliaan Tanaman Jeruk. Hal. 92-106. Prosiding
Simposium Pemuliaan Tanaman IPPTI Komisariat Daerah Jawa Timur. Balittan. Malang.
Wijaya, I.N. 2007. Penularan Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)  oleh
Diaphorima citri Kuwayama, Agritrop, 26(4) : 140-146.



Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Menyerbuk Silang, Menyerbuk Sendiri, dan Hibridisasi.

Irigasi dan Drainase