Bunga Matahari
(Helianthus annuus L.)
Bunga matahari merupakan
tanaman penghasil minyak makan (edible oil) penting dunia dan menempati posisi
terbesar ketiga dunia setelah minyak kedelai dan kelapa sawit. Bunga matahari
merupakan komoditas penting untuk keperluan bahan makanan, bahan obat-obatan,
kosmetika dan bahan industri (Gandhi et al., 2005). Tanaman bunga matahari yang
dibudiyakan di Indonesia hasilnya rendah yang disebabkan oleh persentase yang
rendah dalam pembentukan biji karena inkom-patibilitas sendiri (self
incompatibility). Inkompatibilitas sendiri adalah ketidakmampuan tanaman
membentuk biji karena serbuk sari atau kepala putik tidak berfungsi secara
normal seperti pertumbuhan tabung serbuk sari yang terlalu lamban sehingga
tabung serbuk sari telah mengalami disintegrasi sebelum fertilisasi berlangsung
atau tabung serbuk sari gagal mencapai permukaan kepala putik (Khanna dan
Gupta, 1978).
Menurut Benson (1957), klasifikasi
ilmiah dari tanaman bunga matahari adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida
Ordo :
Asterales
Familia : Asteracea (Compositae)
Genus :
Helianthus
Spesies : Helianthus annuus L.
Tanaman Bunga Matahari
sering disebut bunga semusim. Tanman ini berasal dari Meksiko dan Peru, Amerika
Tengah. Tanaman ini telah dibudidayakan secara besar-besaran pada abab ke-18 di
berbagai negara dibenua Amerika. Sementara baru pada tahun 1907 diperkenalkan
di Indonesia oleh seorang ahli pertanian dari Belanda. Bunga matahari dapat
tumbuh didaerah dingi maupun didaerah kering pada ketinggian sampai 1.500m
dpl.Tanah berpasir dan tidak asam atau asin, serta pH berkisar antara 5,7-8,1
merupakan tanah yang baik untuk tumbuh pada tanaman bunga matahari. Udara yang
kering setela terbentuknya biji juga sangat penting untuk membuat masak biji
bunga matahari (Neti,2013).
Daftar
Pustaka
Benson, L. 1957. Plant Classification. D.C. Heat and Company. Boston.
Gandhi S, A. Heesacker, C. Freeman, J. Argyris, K.J. Bradford, and S.J.
KnappJ. 2005. The self-incompatibility locus (S) and quantitative trait loci
for self-pollination and seed dormancy in sunflower. Theor. And Applied Gen. 15
: 57-64
Khanna, K.R. and K.K. Gupta. 1978. Dwarf sunflowers for fitting in
rotations requiring a short duration crop. Curr. Sci. 47 (1) : 27-29
Neti,S. (2013). Ensiklopedia dan Tanaman Obat, Rumah Ide, Malang
Comments
Post a Comment